Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Balita Usia 3- 5 Tahun

  • umianita risca wulandari Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
  • dian kumalasari Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Abstract

Stunting merupakan masalah gizi yang disebabkan karena kekurangan asupan nutrisi dalam waktu yang lama. Stunting mulai bisa dilihat sejak anak usia 2 tahun.. Berdasarkan data yang ada jumlah balita dengan stunting di Indonesia pada tahun 2020 masih melebihi target minimal yang telah ditetapkan, begitu juga stunting yang ada di Jawa Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara berat badan lahir dan status pemberian ASI Ekslusif terhadap Kejadian stunting di Kota Kediri. Penelitian dilakukan di Wilayah Puskesmas Balowerti Kota Kediri pada bulan Mei tahun 2021. Desain penelitian yang digunakan adalah  desain cross sectional . Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 30 balita usia 3-5 tahun yang stunting dan yang tidak stunting, dengan perbandingan 3 : 7. Jenis Analisa data yang digunakan menggunakan uji chi square. Hasil Analisa data didapatkan bahwa nilai signifikansi pada kedua variabel sebesar < dari 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara berat badan lahir dan status pemberian ASI Ekslusif dengan kejadian stunting pada balita usia 3-5 tahun. Hal tersebut membuktikan bahwa bayi yang lahir dengan berat badan lahir normal dan diberikan ASI Ekslusif akan mengurangi risiko mengalami stunting. Kata Kunci : Faktor risiko, stunting, balita, 3-5 tahun

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abbas F, Kumar R, Mahmood T, Somrongthong R. 2021. Impact of children born with low birth weight on stunting and wasting in Sindh province of Pakistan: a propensity score matching approach. Sci Rep. 11(1):19932.

Aridiyah, F., Okky,N ,, Mury, R. 2015. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan”. E-Jurnal Pustaka Kesehatan, Vol. 3, No. 1

Cahyono, dkk. 2016. Faktor Penentu Stunting Anak Balita pada Berbagai Zona Ekosistem di Kabupaten Kupang. Jurnal. Gizi Pangan, Maret 2016, 11(1):9- 18

Dinas Kesehatan Kota Kediri.2021.Profil Dinas Kesehatan Kota Kediri

Gladys, A & Sandra, F. 2018. Analisis Faktor-Faktor Risiko terhadap Kejadian Stunting pada Balita (0-59 Bulan) di Negara Berkembang dan Asia Tenggara. Vol 28 No 4 .Media penelitian dan pengembangan Kesehatan. https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/mpk/article/view/472

Khairani. 2020. Situasi Stunting di Indonesia. Jakarta :Pusat Data dan Informasi

Kemenkes RI. 2014. INFODATIN Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI Situasi dan Analisis ASI Ekslusif.

Kemneks RI. 2015. INFODATIN Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI Situasi Kesehatan Anak Balita di Indonesia .

Kemenkes RI. 2018. Cegah Stunting Itu Penting. Jakarta : Kemenkes RI

Kemenkes RI.2021. Laporan Kinerja Kementrian Kesehatan Tahun 2020. Kemenkes RI.

Nankinga O, Kwagala B, Walakira EJ. Maternal employment and child nutritional status in Uganda. PLoS One. 2019 Dec 19;14(12):e0226720. doi: 10.1371/journal.pone.0226720. PMID: 31856209; PMCID: PMC6922416.

Rahyu R, Yulidasari F, Putri OA & Rahman F. Riwayat Berat Badan Lahir dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia Bawah Dua Tahun. 2015. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional 10 (2): 67-73.

Sartika AN, Khoirunnisa M, Meiyetriani E, Ermayani E, Pramesthi IL, Nur Ananda AJ. Prenatal and postnatal determinants of stunting at age 0-11 months: A cross-sectional study in Indonesia. PLoS One. 2021 Jul 14;16(7):e0254662. doi: 10.1371/journal.pone.0254662. PMID: 34260622; PMCID: PMC8279365.

Zaragoza Cortes J, Trejo Osti LE, Ocampo Torres M, Maldonado Vargas L, Ortiz Gress AA. 2018. Poor breastfeeding, complementary feeding and dietary diversity in children and their relationship with stunting in rural communities. Nutr Hosp. 2018 Feb 27;35(2):271-278. English. doi: 10.20960/nh.1352. PMID: 29756958.

Published
2022-10-11