FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN POS PEMBINAAN TERPADU (POSBINDU) OLEH KADER (Studi Di Puskesmas Sumobito Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang)
Abstract
Permasalahan kesehatan yang masih dihadapi hingga saat ini dalam pembangunan kesehatan Indonesia adalah adanya beban ganda penyakit, yaitu salah satu pihak masih terdapat penyakit infeksi yang belum ditangani, dipihak lain semakin tingginya penyakit yang tidak menular (PTM Kisaran angka kematian akibat penyakit tidak menular semakin meningkat dari 38,7% di tahun 2004 menjadi 59,9% di 2005, dan meningkat menjadi 69,5% pada tahun 2006 (RISKESDAS, 2007).Tingginya angka penyakit tidak menular dapat menjadi ancaman dalam pembangunan kesehatan Indonesia, karena berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Untuk itu diciptakan program pengendalian Penyakit Tidak Menular berbasis masyarakat yang disebut juga dengan Posbindu PTM sasaran yang berusia 16-45 tahun. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor – faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan Pos Pembinaan Terpadu oleh kader di Puskesmas Sumobito Kecamatan Sumobito kabupaten JombangPenelitian bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Alat ukur penelitianberupa kuesioner. Populasi adalah seluruh kader Pos Pembinaan Terpadu sejumlah 150 kader, jumlah kader yang diambil sebagai sampel adalah 83 responden, diambil secara acak dengan simple random sampling. Dianalisa hubungan dengan Product moment dan analisa pengaruh secara bersama – sama antar variabel dengan Regresi Linier BergandaPada hasil penelitian menunjukkan 59,0% responden memiliki komunikasi baik, 54,2% memiliki sumber daya baik, 53,0% dengan disposisi baik, dan 56,6% struktur birokrasi dalam keadaan baik. Hasil analisis hubungan uji Product Moment yaitu variabel yang berhubungan dengan pelaksanaan Pos Pembinaan Terpadu yaitu kader komunikasi (p = 0,001), sumber daya (p = 0,001), disposisi (p = 0,001), struktu birokrasi (p = 0,001). Sedangkan pada uji regresi linier berganda yang terdiri dari variabel komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi mempunyai hubungan secara bersama-sama dengan Pos Pembinaan Terpadu dengan F hitung 121.89 dan signifikansi 0,001 < 0,05.Downloads
References
Dinkes Kabupaten Jombang. Profil Kabupaten Jombang 2011. Jombang: Dinkes Jombang; 2014.
Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang. Profil Kabupaten Jombang 2012. Jombang: Dinkes Jombang; 2015.
Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang. Profil Kabupaten Jombang 2013. Jombang: Dinkes Jombang; 2016.
Ditjen Bina Upaya Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Buku Pemantauan Kesehatan Pribadi. Jakarta: Kemenkes RI; 2013.
Ditjen Bina Upaya Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelayanan Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar; 2012.
Departemen Kesehatan RI, Pedoman Pembinaan Kesehatan Bagi Petugas Kesehatan, Jakarta: Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Kesehatan Keluarga; 2003.
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Pembinaan Kesehatan Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta: Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Kesehatan Keluarga; 2003.
Komisi kesehatan nasional. Pedoman Pelaksanaan Pobindu PTM. Jakarta: Komisi Nasional Lanjut Usia; 2010.
Mubarak, I, W, Chayatin, N, Rozikin. K, Supradi. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogjakarta: Graha Ilmu; 2010.
Pemprov Jatim. Pemprov Jatim Prioritaskan Lansia. available http://www.jatimprov.go.id/site Acces on 16 of May 2014.
Subarsono, A. Analisis Kebijakan Publik, Konsep, Aplikasi dan Teori. Yogjakarta: Pustaka Yelajar; 2008.
Winarto Budi. Kebijakan Public Teori Dan Proses. Edisi Revisi. Yogjakarta : Media Pressindo; 2008
Copyright (c) 2019 Any Isro’aini
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.