DANDRUFF YANG DISEBABKAN JAMUR DAN FAKTOR RISIKO KEJADIAN PADA MAHASISWA TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS POLTEKKES KEMENKES JAYAPURA

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Afika Herma Wardani
Risda Hartati
Rina Purwati
Asrianto Asrianto
Asrori Asrori
Milka Pudja Leady Lilian Mehue

Abstract

Dandruff adalah kondisi non-inflamasi yang ditandai dengan sisik putih hingga kekuningan yang terkelupas pada kulit kepala. Dandruff dapat disebabkan oleh faktor mikroba maupun non-mikroba. Malassezia adalah genus jamur flora normal pada kulit manusia dan sekaligus menjadi agen etiologi dandruff. Ada beberapa faktor risiko yang dapat mempengaruhi adanya dandruff, seperti perawatan rambut dan penggunaan hijab. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kejadian dandruff yang disebabkan oleh jamur. mengetahui faktor risiko penggunaan hijab dan jenis kelamin terhadap kejadian dandruff. Isolasi jamur dilakukan dengan media sabouraud dextrose agar. Identifikasi jamur dilakukan melalui pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis dengan pewarnaan lactophenol cotton blue. Faktor risiko penggunaan hijab dan jenis kelamin terhadap kejadian dandruff dianalisis dengan uji Chi square. Dari 49 responden, 9 responden tidak terdapat dandruff dan 40 responden terdapat dandruff. Dari 40 sampel dandruff, sebanyak 14 sampel dandruff ditemukan adanya jamur, yaitu Malassezia pachydermatis sebanyak 50,0%, M. restricta 27,8%, M. globosa 5,6%, M. sympodialis 5,6% dan Trichophyton mentagrophytes sebanyak 11,1%. Berdasarkan analisis statistik, terdapat hubungan antara penggunaan hijab terhadap kejadian dandruff. Kejadian dandruff lebih banyak terjadi pada responden tidak berhijab. Faktor perawatan rambut dan paparan sinar matahari, debu dan kotoran dapat mempengaruhi kejadian dandruff. Untuk faktor jenis kelamin tidak terdapat hubungan dengan kejadian dandruff.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

How to Cite
Wardani, A., Hartati, R., Purwati, R., Asrianto, A., Asrori, A., & Mehue, M. (2022). DANDRUFF YANG DISEBABKAN JAMUR DAN FAKTOR RISIKO KEJADIAN PADA MAHASISWA TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS POLTEKKES KEMENKES JAYAPURA. Jurnal Insan Cendekia, 9(2), 148-157. https://doi.org/10.35874/jic.v9i2.1096

References

Anitha, M., Hemapriya, J., Monica Roselin, E., Monisha, D.M. and Swathy, S.R. (2015). Fungal Infections in Dandruff Afflicated Scalps on Medical Students. International Journal of Current Research, Vol.7,Issue, 12: 23712-23716.
Adiguna, Made. S. Dandruff: Is That Pityriasis Amiantacea? (2016): Makalah Simposium Erythrosquamous Disorders.
Begum K, Nur F, and Shahid M S. (2019). Isolation and Characterization of Malasezzia Species from Dandruff Samples and Determination of its Sensitivity Towards Antifungal Agents. Bangladesh Pharmaceutical Journal, 22(2):146-152.
DeAngelis Y M, Gemmer M C, Kaczvinsky J R, Kenneally D C, Schwartz J R, and Dawson T L. (2005).Three Etiologic Facets of Dandruff and Seborrheic Dermatitis: Malassezia Fungi, Sebaceous Lipids, and Individual Sensitivity. J investing Dermatol Sym Proc.,10:295-297.
Guillot, J., E. Guého, G. Chévrier, R. Chermette (1997): Epidemiological analysis of Malassezia pachydermatis isolates by partial sequencing of the large subunit ribosomal RNA. Res. Vet. Sci, 62, 22-25. DOI: 10.1016/S0034-5288(97)90174-0.
Laurent M., Nora R., Antonie D., and Charles T. (2013). Epidemiology of Dandruff, Scalp Pruritus and Associated Symptomps. Jurnal Compilation, doi: 10.2340/00015555-1315.
Minji Park, Sungmin Park and Won Hee Jung. (2021). Skin Commensal Fungus Malassezia and Its Lipases. J. Microbiol. Biotechnol, 31(5):637-644.
Morris D O, O,Shea K, and Rankin S. (2005). Malassezia pachydermatis Carriage on Dog Owners. Emerg Infect Dis, Jan; 11(1):83-88.
Pierard-Franchimont, C., Xhauflaire-Uhoda, E., Pierard, G.E (2006). Revisiting dandruff. Int J Cosmetic Sci., 28: 311–318.
Prianto L A J, Tjahaya P U, Darwanto, (2015). Atlas Parasitologi Kedokteran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Shivaprakash M. Rudramurthy, Prasanna Honnavar, Sunil Dogra, Prakash P. Yegneswaran, Sanjeev Handa, and Arunaloke Chakrabarti. (2014). Association of Malassezia species with Dandruff. Indian J Med Res., 139: 431-437.
Shu’aibu Isa, Hauwa SA’ad, Fatima Umar M. and Muhd Maikudi M. (2013). Isolation and Identification of Malassezia globisa, Associated with Dandruff among Female Student of Go,be State University. Greener Journal of Microbiology and Antimicrobials, Vol. 1(1):001-006.
Sugita T, Takashima M, Kodama M, Tsuboi R, Nishikawa A. (2003). Description of a new yeast species, Malassezia japonica, and its detection in patients with atopic dermatitis and healthy subjects. J Clin Microbiol, 41:4695–4699.
Sugita T, Takashima M, Shinoda T et al. (2002). New yeast species, Malassezia dermatis, isolated from patients with atopic dermatitis. J Clin Microbiol, 40:1363– 1367.
Xu J., C. W. Saunders, P. Hu et al. (2007). “Dandruff-associated Malassezia genomes reveal convergent and divergent virulence traits shared with plant and human fungal pathogens,” Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America, vol. 104, no. 47, pp. 18730–18735.