DETEKSI TELUR CACING PARASIT PADA FESES BALITA STUNTING DI DESA SUMBERMULYO KECAMATAN JOGOROTO KABUPATEN JOMBANG

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

anthofani farhan
Desi Permata Sari

Abstract

Pendahuluan : Stunting merupakan masalah yang sering terjadi di Negara berkembang. Faktor-faktor yang menjadi balita stunting antara lain bisa terjadi karena infeksi kecacingan, keadaan ekonomi, dan kurangnya pengetahuan gizi. Berdasarkan data posyandu  di Desa Sumbermulyo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang banyak balita yang mengidap stunting Penelitian ini bertujuan untuk mengidetifikasi infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) pada balita stunting di Desa Sumbermulyo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang. Tujuan : Untuk mengidetifikasi infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) pada balita stunting di Desa Sumbermulyo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.  Metode penelitian : Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif. Populasi penelitian adalah balita stunting di Desa Sumbermulyo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang. Sampel yang digunakan penelitian ini sebanyak 10 sampel diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling. Identifikasi infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) menggunakan metode natif (direct.slide) dengan pemeriksaan mikroskopis. Data diolah menggunakan coding dan tabulating. Hasil : Hasil penelitian sampel feses balita stunting dari 10 sampel didapatkan sebanyak 5 (50%) sampel positif yang ditemukan adanya infeksi Soil Transdmitted Helminths (STH) dan 5 (50%) sampel negatif tidak ditemukan infeksi Soil Transdmitted Helminths (STH). Kesimpulan : Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, setengah sampel terdapat infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) pada balita stunting di Desa Sumbermulyo Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.
 
 
 

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

How to Cite
farhan, anthofani, & Sari, D. (2023). DETEKSI TELUR CACING PARASIT PADA FESES BALITA STUNTING DI DESA SUMBERMULYO KECAMATAN JOGOROTO KABUPATEN JOMBANG. Jurnal Insan Cendekia, 10(1), 15-21. https://doi.org/10.35874/jic.v10i1.1117

References

DAFTAR PUSTAKA
Adib, H. S. (2015). Teknik Pengembangan Instrumen Penelitian Ilmiah Di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. Sains Dan Teknoogi, 139–157.
Adiputra, M. Sudarma. (2021). Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Yayasan Kita Menulis, 1–282.
Anggraini, D. A., Fahmi, N. F., Solihah, R., & Abro, Y. (2020). Identifikasi Telur Nematoda Usus Soil Transmitted Helminths (Sth) Pada Kuku Jari Tangan Pekerja Tempat Penitipan Hewan Metode Pengapungan (Flotasi) Menggunakan Nacl Dwi. Health Sciences Journal, 11(02), 121–136. Https://Doi.Org/10.34305/Jikbh.V11i2.166
Annida, A., Fakhrizal, D., Juhairiyah, J., & Hairani, B. (2019). Gambaran Status Gizi Dan Faktor Risiko Kecacingan Pada Anak Cacingan Di Masyarakat Dayak Meratus, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Journal Of Health Epidemiology And Communicable Diseases, 4(2), 54–64. Https://Doi.Org/10.22435/Jhecds.V4i2.218
Bedah, S., & Syafitri, A. (2019). Infeksi Kecacingan Pada Anak Usia 8-14 Tahun Di Rw 007 Tanjung Lengkong Kelurahan Bidaracina, Jatinegara, Jakarta Timur. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 10(1), 20–31. Https://Doi.Org/10.37012/Jik.V10i1.13
Darmadi, D., & Meilasri, S. (2019). Senyawa Metabolit Sekunder Kulit Duku (Lansium Domesticum Corr) Sebagai Penghambat Pematangan Telur Ascaris Lumbriccoides. Klinikal Sains : Jurnal Analis Kesehatan, 7(2), 68–75. Https://Doi.Org/10.36341/Klinikal_Sains.V7i2.1056
Devi Astuti, Erna Magga, Makhrajani Majid, & Abidin Djalla. (2019). Hubungan Penyakit Kecacingan Dengan Status Gizi Anak Pada Sekolah Dasar Muhammadiyah Jampu Kecamatan Lanrisang Kabupaten Pinrang. Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan, 2(2), 284–292. Https://Doi.Org/10.31850/Makes.V2i2.151
Elba, F. (2021). Faktor Kejadian Cacingan Pada Balita Stunting Di Kabupaten Sumedang. Jurnal Sehat Masada, Xv(1), 65–73. Http://Ejurnal.Stikesdhb.Ac.Id/Index.Php/Jsm/Article/View/164/129
Febrita, E., & Pratiwi, L. (2015). Identifikasi Jenis Telur Nematoda Yang Terdapat Pada Sayuran. 12(1), 15–18.
Gunawan, Khsan N. A. Shofar. (2018). Penentuan Status Gizi Balita Berbasis Web Menggunakan Metode Z-Score. 3(2), 120–125.
Hardianti, U., Jiwintarum, Y., Kesehatan, J. A., Mataram, P. K., Info, A., Bulbs, G., & Media, M. G. (2018). Prevalensi Kecacingan Golongan Sth ( Soil Transmitted Helminth ) Pada Anak Usia 3-6 Tahun Pasca Gempa Bumi Di Desa Sembalun.
Imansyah, T. R. (2010). Ascariasis. Kedokteran Syah Kuala, 10, 109–116.
Juhairiyah, & Indriyati, L. (2016). Ascariasis In South Kalimantan. Journal Of Health Epidemiology And Communicable Diseases, 2(1), 1–6. Https://Www.Google.Com/Search?Client=Firefox-B-D&Q=Jurnal+Telur+Cacing+Ascaris+Lumbricoides
Masturoh, I., & T, Nauri Anggita. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan.
Munir, M. A. (2019). Identifikasi Telur Cacing Pada Spesimen Feses Anak-Anak Di Panti Asuhan Raudhatul Ummat Palu Muh. Jurnal Kesehatan Tadulako, 5(1), 45–51.
Notoadmodmojo,Soekadjo.2018.Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta
Noviastuti, A. R. (2015). Infeksi Soil Transmitted Helminths. Majority, 4(8), 107–116.
Padoli. (2016). Mikrobiologi Dab Parisitologi Keperawatan.
Paisal, Hairan, B., Harvanti, E., & Indriyati, L. (2017). Dampak Tingginya Prevalensi Trichuris Trichiura Terhadap Kebijakan Pengobatan Massal Kecacingan Di Tiga Sd Di Kabupaten Tanah Bumbu. Jurnal Kebijakan Pembangunan, 12, 77–83.
Permatasari, T. A. E. (2021). Pengaruh Pola Asuh Pembrian Makan Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 14(2), 3. Https://Doi.Org/10.24893/Jkma.V14i2.527
Permenkes RI Nomor 15 Tahun 2017 Tentang Penanggulangan Kecacingan. Jakarta: Sekretariat Negara: 2017
Rahmadhita, K. (2020). Permasalahan Stunting Dan Pencegahannya Stunting. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 11(1), 225–229. Https://Doi.Org/10.35816/Jiskh.V10i2.253
Rahmadi. (2012). Pengantar Metodologi Penelitian. In Antasari Press.
Rahmawati, Y., Mustika, S., & Ahmad, H. (2014). Diagnosa Sindrom Loeffler Dan Nekatoriasis Duodenum Berdasarkan Endoskopi Case Report: Loeffler’s Syndrome And Duodenal Necatoriasis 1 2 2 Endoscopic Diagnosis Of. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 28(1), 58–61.
Regina, M. P., Halleyantoro, R., & Bakri, S. (2018). Perbandingan Pemeriksaan Tinja Antara Metode Sedimentasi Biasa Dan Metode Sedimentasi Formol-Ether Dalam Mendeteksi Soil-Transmitted Helminth. Jurnal Kedokteran Diponegoro, 7(2), 527–537.
Ridwan, A. (2021). Identifikasi Soil Transmitted Helminth (Sth) Pada Anak Usia 7-10 Tahun Menggunakan Sampel Feses Dengan Metode Natif Di Wilayah Tpa Kabupaten Bulukumba. Bioma:Jurnal Biologi Makassar, 6, 91–98.
Soedarto. 2011. Buku Ajar parasitologi kedokteran. Surabaya: sagung seto.
Sigalingging, G., Selli Dosriani Sitopu, & Dita Wiranti Daeli. (2019). Pengetahuan Tentang Cacingan Dan Upaya Pencegahan Kecacinga. Jurnal Darma Agung Husada, 6(2), 96–104.
Sumanto, D., & Wartono, H. (2016). Parasitologi Kesehatan Masyarakat. In Pusdik Sdm Kesehatan (Vol. 1, Issue 1). Http://Dx.Doi.Org/10.1016/J.Cirp.2016.06.001
Suraini, & Oktaviani. (2019). Pemeriksaan Telur Cacing Soil Transmitted Helminths Pada Anak Usia 2-5 Tahun Di Nagari Batu Bajanjang Lembang Jaya Solok. 2(1).
Susilowati, E., & Quyumi, E. R. (2019). Peningkatan Status Gizi Dan Penurunan Infeksi Cacing Pada Anak Toddler Dengan Penerapan Dinamika Kelompok Sosial. Journal Of Chemical Information And Modeling, 53(9), 1689–1699.
Tapiheru. (2021). Prevalensi Infeksi Soil Prevalence Of Soil Transmitted Helminth. 8(3), 1–7.
Widiyanto, S. Y. D., & Setyowatiningsih, L. (2016). Jurnal Riset Kesehatan Hubungan Higiene Perorangan Dengan Infeksi Telur Soil Transmitte Helminths ( Sth ) Pada Siswa-Siswi Sdn Rowosari 01 Kecamatan Tembalang Kota Semarang. 5(1), 7–10.
Yamistada, Gustomo dan Jessy Novita Sari. 2017. Analisis Hygiene Perorangan Terhadap Kontaminasi Telur Cacing Pada Kuku Siswa. Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat. Volume 1 No.2.
Zellatifanny, C. M., & Mudjiyanto, B. (2018). Tipe Penelitian Deskripsi Dalam Ilmu Komunikasi. Diakom : Jurnal Media Dan Komunikasi, 1(2), 83–90. Https://Doi.Org/10.17933/Diakom.V1i2.20