PENGARUH STATUS GIZI, PARITAS DAN UMUR TERHADAP KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUH KABUPATEN JOMBANG

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Yayuk Yuliyawati

Abstract

Bayi berat lahir rendah (BBLR) di Indonesia merupakan masalah yang belum dapat tertangani secara maksimal karena angka kejadian BBLR di Indonesia masih tinggi. Kelahiran BBLR adalah indikasi terjadinya defisiensi nutrien selama proses kehamilan yang disebabkan oleh gangguan sistem sirkulasi fetomaternal, dan dilatar belakangi oleh berbagai faktor risiko. Difisiensi nutrien saat kehamilan ini berpotensi menimbulkan gangguan perkembangan organ tubuh janin terutama gangguan perkembangan otak yang akan memicu terjadinya penurunan Intelligence Quotient (IQ) poin saat dilahirkan. Di wilayah kerja Puskesmas Kabuh ada 23 ibu yang melahirkan BBLR selama tahun 2011. Artikel ini disusun berdasarkan review dari penelitian berjudul faktor yang mempengaruhi kejadian bayi berat lahir rendah di wilayah kerja Puskesmas Kabuh pada tahun 2011. Penelitian ini menggunakan desain penenlitian deskriptif. Sampel yang digunakan pada penelitian adalah semua kejadian BBLR tahun 2011 di wilayah kerja Puskesmas Kabuh Kabupaten Jombang sebanyak 23 responden. Instrumen yang digunakan adalah check list. Teknik pengumpulan data pada penenlitian ini meliputi data primer (data yang di ambil langsung dari responden) dan data sekunder (data yang diperoleh dari hasil laporan). (1) Data primer dalam penelitian ini berupa data yang ditanyakan langsung pada responden melakukan pendekatan wawancara meliputi kebiasaan ibu saat hamil, penyakit ibu saat hamil, pekerjaan ibu, riwayat keturunan kembar dan faktor lingkungan. (2) sedangkan daata sekunder atau data yang di ambil dari laporan terkait meliputi buku KIA ibu dan kohort ibu dan bayi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa pengaruh status gizi, paritas dan umur terhadap kejadian bayi berat lahir rendah adalah sebagai berikut (1) status gizi ibu saat hamil kurang (83,35%), paritas lebih dari empat (47,06%), dan usia ibu saat hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun (41,18%). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa faktor yang paling mempengaruhi kejadian bayi berat lahir rendah yaitu status gizi ibu saat hamil kurang, paritas lebih dari empat, dan usia ibu saat hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun. Kata kunci: Paritas ; Pengaruh; BBLR

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

Author Biography

Yayuk Yuliyawati

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
How to Cite
Yuliyawati, Y. (2016). PENGARUH STATUS GIZI, PARITAS DAN UMUR TERHADAP KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUH KABUPATEN JOMBANG. Jurnal Insan Cendekia, 3(1). Retrieved from https://digilib.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jic/article/view/139

References

Dinkes. (2011). Angka Kejadian BBLR. Jombang: Dinas kesehatan Jombang.
Manuaba. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Marifah. (2011). Pengaruh Status Ekonomi Terhadap Kejadian BBLR. Jurnal Kebidanan , 1-15.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Prawirohardjo. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP.
Prawirohardjo. (2006). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP.
Proverawati. (2010). BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah). Yogyakarta: Nuha Medika.
Sastrawinata. (1983). Obstetri Fisiologi. Bandung: Eleman.
Setiawan. (2010). Metodologi Penelitian Kebidanan D III, D IV, S1 dan S2. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sukmawaty, P. (2012). Faktor Risiko Kejadian BBLR. Jurnal Kesehatan , 1-11.
Surasmi. (2003). Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta: EGC.
Wheeler. (2004). Buku Saku Asuhan Pranatal & Pascapartum. Jakarta: EGC.