Pengaruh Lidah Buaya dan Madu terhadap Penyembuhan Luka Diabetik pada Pasien Diabetes Mellitus Effect of Aloe Vera and Honey on Diabetic Wound Healing in Diabetes Mellitus Patients Section Articles
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Pendahuluan: Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis akibat pankreas tidak dapat memproduksi insulin sehingga terjadi kenaikan kadar gula dalam darah. Salah satu komplikasinya adalah luka kaki diabetik. Perawatan luka menggunakan lidah buaya dan madu dapat membantu penyembuhan luka diabetik. Tujuan: penelitian untuk mengetahui pengaruh perawatan luka menggunakan lidah buaya dan madu terhadap penyembuhan luka diabetik pada pasien diabetes mellitus di Klinik Griya Husada Kota Kediri. Metode: Desain penelitian menggunakan Pra-Experiment dengan One Group Pra-Postest Design. Populasi penelitian adalah seluruh pasien diabetes mellitus sebanyak 20 responden yang diambil dengan teknik total sampling. Hasil: penelitian didapatkan luka degenerasi yang akhirnya beregenerasi 2 responden (10%), luka regenerasi yang memiliki jaringan sembuh 5 responden (25%). Analisa data dengan Wilcoxon didapatkan perbedaan sebelum dan sesudah perawatan luka (p=0,008<0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan: Maka disimpulkan terdapat pengaruh perawatan luka menggunakan lidah buaya dan madu terhadap penyembuhan luka diabetik pada pasien diabetes mellitus di Klinik Griya Husada Kota Kediri. Disarankan lidah buaya dan madu dapat diaplikasikan dalam perawatan luka untuk mempercepat proses penyembuan pada luka diabetik.
Kata Kunci:Â Lidah Buaya, Madu, Luka Diabetik
Kata Kunci:Â Lidah Buaya, Madu, Luka Diabetik
##plugins.themes.academic_pro.article.details##
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Karya ini dilisensikan di bawah Lisensi Internasional Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 .
How to Cite
Nuridayanti, A., Puspitasari, D., Wahdi, A., & Putrajayanti, E. (2022). Pengaruh Lidah Buaya dan Madu terhadap Penyembuhan Luka Diabetik pada Pasien Diabetes Mellitus. Jurnal Insan Cendekia, 9(1), 36-44. https://doi.org/10.35874/jic.v9i1.959
References
Aden, R. (2010). Manfaat dan Khasiat Madu. Yogyakarta: Hanggar Kreator.
Alimul, A. (2009). Metode Penelitian Keperawatandan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba.
American Diabetes Association. (2010). Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care. The Jurnal of Clinical and Applied Research and Education. Vol.33, No.1: 62-69.
Amod, et al. (2012). Guideline for The Management of Type 2 Diabetes (Revised). JEMDSA. Vol.37.
Berman, et al. (2008). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Budiyanto, Agus. (2011). Efek Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) Terhadap Diameter Penyembuhan Luka Decubitus Pada Tikus Putih. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. Vol.1, No.2.
Cohen M. dan Braun L. (2007). Herbs and Natural supplements, an evidencebased Guide (2nd Edition). Marrickville: Elsevier.
Darwis, I. (2011). Prinsip Pengobatan Diabetes Mellitus Tipe 2. (dari Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu FKUI, Cetakan 2004). Jakarta: FKUI.
DINKES Jatim. (2013). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2012. Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
DINKES Kab. Kediri. 2016. Profil Kesehatan Kabupaten Kediri tahun (2016). Kediri: Pemerintah Kabupaten kediri Dinas Kesehatan.
Diani, Noor. (2013). Pengetahuan dan Praktik Perawatan Kaki pada Klien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Kalimantan Selatan. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia.
Eddy J, Gideosen M, Mack GP. (2008). Practical Considerations of Using Topikal Honey for Neuropathic Diabetic Foot Ulcers. a review. WMJ. Vol.4, No.107: 90-187.
Efendi, Ferry. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Faisal, M. A. (2015). Kemampuan Penyembuhan Luka pada Lidah Buaya. Kompasiana. Edisi 26 Juni 2015.
Ferawati, Ira. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Ulkus Diabetikum pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Skripsi, Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto.
Freeman A, May K dan Wraight P. (2010). Honey: the Bees Knees for Diabetic Foot Ulcer. Wound Practice and Research. Vol.18, No.3: 144-147.
Friedman. (2010). Family Health Nursing. USA: Pearson Education Inc.
Furnawanthi, I. (2002). Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya. Jakarta: Agro Media Pusaka.
Handayani, Tri Nur. (2010). Pengaruh pengelolaan Depresi Dengan Latihan Pernapasan Yoga (Pranayama) Terhadap Perkembangan Proses penyembuhan Ulkus Diabetikum Di Rumah Sakit Pemerintah Aceh. Tesis. Depok: FIK-UI.
Han, S. K., Kim, H. Rdan Kim, W. K. (2009). The Treatment of Diabetic Foot Ulcer with Uncultured, Processed Lipoaspirate Cells: a pilot study. Wound repair and regeneration. Vo.18: 342-348.
Hariana, A. (2007). Tumbuhan Obat dan Khasiatnya: Seri 3. Jakarta: Penebar Swadaya.
Harris, C., Barbara B.J., P, Rose, r. (2009). The Bates-Jensen Wound Assessment Tool (BWAT) Devlopment of a Pictorial Guide for Training Nurses. Canada: Jurnal Wound Care Canada.Vol.7, No.2.
Haryanto. (2010). Penggunaan Madu dalam Perawatan Luka. Artikel penelitian. Pontianak: Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak.
Hastuti, R. T. (2008). Faktor-Faktor Resiko Ulkus Diabetika pada Penderita Diabetes Mellitus; Studi Kasus di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Tesis. Semarang: PS. Magister Epidemiologi Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.
Haviva, A. B. (2011). Dasyatnya Mukjizat Madu untuk Kesehatan, Kecantikan,dan Kecerdasan. Jogjakarta: DIVA Press.
Hidayat, A. A. (2006). Pengatar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, (2013). Peran Topikal Ekstrak Gel Aloe vera Pada Penyembuhan Luka Bakar Derajat Dalam Pada Tikus. Skripsi. Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
International Diabetes Foundation/IDF. 2015. International Diabetes Foundation Diabetes Atlas, http://idf.org/sites/default/files.pdf. (diakses 25 Desember 2016).
Ismail. (2011). Luka dan Perawatannya, http://promise.com/wouncare/. (diakses 28 Desember 2016).
Jatnika, A dan Saptoningsih. 2009. Meraup Laba dari Lidah Buaya. Jakarta: Argo Media Pustaka.
Kaczander, B., Kushlak, P., Hokawala, S., dan Stoutenburg, A. (2007). Alternative Modalities in Wound Healing. Prodiatry Management. 81-90.
Kartika, R. W. (2015). Perawatan Luka Kronis dengan Modern Dressing. Jakarta: RS Gading Pluit.
Maryani, A, Gitarja, W. S., dan Ekputra, E. (2011). Metode Perawatan Luka Dalam: Seminar Nasional Keperawatan. Jember: PSIK Universitas.
Maryunani, Anik. (2013). Perawatan Luka (Modern Woundcare) Terlengkap dan Terkini. Jakarta: In Media.
Misnadiarly. (2006). Diabetes Mellitus: Ulcer, Infeksi, Gangren. Jakarta: Populer Obor.
Molan. (2001).Potencial of honey in the Treatment for Wounds and Burn. Am. J. Lin. Dermatol. Vol.2, No.1:13-19.
Morison, M. J. (2004). Manajemen Luka. Alih Bahasa oleh Tyasmono A. F. Jakarta: ECG.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
NPUAP. (2009). Pressure Ulcer Prevention: Quick Reference Grade. Washington DC: National Pressure Ulcer Advisory Panel.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Pandelaki, Karel. (2009). Retinopati Diabetik, dalam Sudoyo, Aru. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed.V Jilid III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
PERKENI. (2011). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PERKENI.
Peters, E. J. G. & Lavery, L. A. (2001). Effectiveness of the diabetic foot riskclassification system of the international working group on the diabetic foot. Diabetes Care. Vol.24: 1442-1447.
Pillen., et al. (2009). Assesment of Wound Healing: Validity, Reliability and Sensitivity of Available Instruments. Journal of Wound Practice and Research. Vol.17, No.4.
Potter dan Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Vol 2 Edisi 4. Alih Bahasa oleh Renata Komalasari et al. Jakarta: ECG.
Price dan Wilson. (2006). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Vol 2. Jakarta: ECG.
Purwanti, Okta. (2013). Analisis Faktor-Faktor Risiko Terjadinya Ulkus Kaki Pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD dr. Moewardi. KTI. Depok: FIK:UI.
Riyadi dan Sukarmin. (2008). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Eksokrin dan Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rosita.(2008). Berkat Madu Sehat, Cantik dan Penuh Vitalitas. Bandung: Qanita.
Sabiston, David C. (2005). Buku Ajar Bedah Bagian 1. Jakarta: ECG.
Salmani, N., & Hosseini, S.V. (2010). Foot Self Care in Diabetic Patiens. Iranian: Journal of Diabetes and Obesity.Vol.2: 37-40,
Sastroasmoro, Sudigdo.(2008). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto.
Savage, W., et al. (2010). The Management of Diabetic Ketoacidosis in Adult. Joints British Diabetes Societier Inpatient Care Group.
Setiadi. (2007). Konsep &Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sihombing, Dora. (2012). Gambaran Perawatan Kaki dan Sensasi Sensorik Kaki Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Poliklinik DM RSUD. Bandung: FIK Unpad.
Siswati, Sri. (2016). Efektifitas Perawatan Luka menggunakan Madu Dengan Lomatulle Terhadap Proses Penyembuhan Luka Diabetik. Medan: Keperawatan Poltekkes Medan. Vol.11, No.1: 61-68.
Situmorang, L. L. (2009). Efektivitas Madu terhadap Penyembuhan Luka Gangren Diabetes Melitus di RSUP H. Adam Malik Medan. Skripsi. Sumatra: PSIK FK, Univesitas Sumatra Utara.
Subekti, Imam. (2009). Neuripati Diabetik, dalam Sudoyo, Aru. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed.V Jilid III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Sudoyo, A. W., et al. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi 4. Jakarta: FK Universitas Indonesia.
Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA.
Sukardji. (2009). Pelaksanaan Diabetes Terpadu. Jakarta: FKUI.
Supriyatin, Saryono, dan Latifah, L. 2007. Efektivitas Penggunaan Kompres Metronidazol dan NaCl 0.9% terhadap Proses Penyembuhan Luka Diabetik di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto. The Soedirman Journal of Nursing. Vol.2, No.1: 11-16.
Suranto, Adji. 2007.Terapi Madu. Jakarta: Penebar Swadaya.
The National Honey Board. (2004). Honey-Health and Therapeutic Qualities. Longmont. http://www.nhb.org. (diakses 31 Desember 2016).
Tjokoprawiro, Askandar. (2006). Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes Mellitus. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo. (2006). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
Waspadji, S. (2006). Komplikasi Kronik Diabetes: Mekanisme Terjadinya Diagnosis dan Strategi Pengelolaan, dalam Sudoyo, Aru. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V Jilid III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Yapuca et al. (2007). Effectiveness of a Honey dressing for Healing Pressure Ulcer. Volume 34. Journal of Wound, Ostomy, and Continence Nursing (WOCN).
Alimul, A. (2009). Metode Penelitian Keperawatandan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba.
American Diabetes Association. (2010). Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care. The Jurnal of Clinical and Applied Research and Education. Vol.33, No.1: 62-69.
Amod, et al. (2012). Guideline for The Management of Type 2 Diabetes (Revised). JEMDSA. Vol.37.
Berman, et al. (2008). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Budiyanto, Agus. (2011). Efek Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) Terhadap Diameter Penyembuhan Luka Decubitus Pada Tikus Putih. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. Vol.1, No.2.
Cohen M. dan Braun L. (2007). Herbs and Natural supplements, an evidencebased Guide (2nd Edition). Marrickville: Elsevier.
Darwis, I. (2011). Prinsip Pengobatan Diabetes Mellitus Tipe 2. (dari Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu FKUI, Cetakan 2004). Jakarta: FKUI.
DINKES Jatim. (2013). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2012. Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
DINKES Kab. Kediri. 2016. Profil Kesehatan Kabupaten Kediri tahun (2016). Kediri: Pemerintah Kabupaten kediri Dinas Kesehatan.
Diani, Noor. (2013). Pengetahuan dan Praktik Perawatan Kaki pada Klien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Kalimantan Selatan. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia.
Eddy J, Gideosen M, Mack GP. (2008). Practical Considerations of Using Topikal Honey for Neuropathic Diabetic Foot Ulcers. a review. WMJ. Vol.4, No.107: 90-187.
Efendi, Ferry. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Faisal, M. A. (2015). Kemampuan Penyembuhan Luka pada Lidah Buaya. Kompasiana. Edisi 26 Juni 2015.
Ferawati, Ira. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Ulkus Diabetikum pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Skripsi, Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto.
Freeman A, May K dan Wraight P. (2010). Honey: the Bees Knees for Diabetic Foot Ulcer. Wound Practice and Research. Vol.18, No.3: 144-147.
Friedman. (2010). Family Health Nursing. USA: Pearson Education Inc.
Furnawanthi, I. (2002). Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya. Jakarta: Agro Media Pusaka.
Handayani, Tri Nur. (2010). Pengaruh pengelolaan Depresi Dengan Latihan Pernapasan Yoga (Pranayama) Terhadap Perkembangan Proses penyembuhan Ulkus Diabetikum Di Rumah Sakit Pemerintah Aceh. Tesis. Depok: FIK-UI.
Han, S. K., Kim, H. Rdan Kim, W. K. (2009). The Treatment of Diabetic Foot Ulcer with Uncultured, Processed Lipoaspirate Cells: a pilot study. Wound repair and regeneration. Vo.18: 342-348.
Hariana, A. (2007). Tumbuhan Obat dan Khasiatnya: Seri 3. Jakarta: Penebar Swadaya.
Harris, C., Barbara B.J., P, Rose, r. (2009). The Bates-Jensen Wound Assessment Tool (BWAT) Devlopment of a Pictorial Guide for Training Nurses. Canada: Jurnal Wound Care Canada.Vol.7, No.2.
Haryanto. (2010). Penggunaan Madu dalam Perawatan Luka. Artikel penelitian. Pontianak: Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak.
Hastuti, R. T. (2008). Faktor-Faktor Resiko Ulkus Diabetika pada Penderita Diabetes Mellitus; Studi Kasus di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Tesis. Semarang: PS. Magister Epidemiologi Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.
Haviva, A. B. (2011). Dasyatnya Mukjizat Madu untuk Kesehatan, Kecantikan,dan Kecerdasan. Jogjakarta: DIVA Press.
Hidayat, A. A. (2006). Pengatar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, (2013). Peran Topikal Ekstrak Gel Aloe vera Pada Penyembuhan Luka Bakar Derajat Dalam Pada Tikus. Skripsi. Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
International Diabetes Foundation/IDF. 2015. International Diabetes Foundation Diabetes Atlas, http://idf.org/sites/default/files.pdf. (diakses 25 Desember 2016).
Ismail. (2011). Luka dan Perawatannya, http://promise.com/wouncare/. (diakses 28 Desember 2016).
Jatnika, A dan Saptoningsih. 2009. Meraup Laba dari Lidah Buaya. Jakarta: Argo Media Pustaka.
Kaczander, B., Kushlak, P., Hokawala, S., dan Stoutenburg, A. (2007). Alternative Modalities in Wound Healing. Prodiatry Management. 81-90.
Kartika, R. W. (2015). Perawatan Luka Kronis dengan Modern Dressing. Jakarta: RS Gading Pluit.
Maryani, A, Gitarja, W. S., dan Ekputra, E. (2011). Metode Perawatan Luka Dalam: Seminar Nasional Keperawatan. Jember: PSIK Universitas.
Maryunani, Anik. (2013). Perawatan Luka (Modern Woundcare) Terlengkap dan Terkini. Jakarta: In Media.
Misnadiarly. (2006). Diabetes Mellitus: Ulcer, Infeksi, Gangren. Jakarta: Populer Obor.
Molan. (2001).Potencial of honey in the Treatment for Wounds and Burn. Am. J. Lin. Dermatol. Vol.2, No.1:13-19.
Morison, M. J. (2004). Manajemen Luka. Alih Bahasa oleh Tyasmono A. F. Jakarta: ECG.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
NPUAP. (2009). Pressure Ulcer Prevention: Quick Reference Grade. Washington DC: National Pressure Ulcer Advisory Panel.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Pandelaki, Karel. (2009). Retinopati Diabetik, dalam Sudoyo, Aru. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed.V Jilid III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
PERKENI. (2011). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PERKENI.
Peters, E. J. G. & Lavery, L. A. (2001). Effectiveness of the diabetic foot riskclassification system of the international working group on the diabetic foot. Diabetes Care. Vol.24: 1442-1447.
Pillen., et al. (2009). Assesment of Wound Healing: Validity, Reliability and Sensitivity of Available Instruments. Journal of Wound Practice and Research. Vol.17, No.4.
Potter dan Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Vol 2 Edisi 4. Alih Bahasa oleh Renata Komalasari et al. Jakarta: ECG.
Price dan Wilson. (2006). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Vol 2. Jakarta: ECG.
Purwanti, Okta. (2013). Analisis Faktor-Faktor Risiko Terjadinya Ulkus Kaki Pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD dr. Moewardi. KTI. Depok: FIK:UI.
Riyadi dan Sukarmin. (2008). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Eksokrin dan Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rosita.(2008). Berkat Madu Sehat, Cantik dan Penuh Vitalitas. Bandung: Qanita.
Sabiston, David C. (2005). Buku Ajar Bedah Bagian 1. Jakarta: ECG.
Salmani, N., & Hosseini, S.V. (2010). Foot Self Care in Diabetic Patiens. Iranian: Journal of Diabetes and Obesity.Vol.2: 37-40,
Sastroasmoro, Sudigdo.(2008). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto.
Savage, W., et al. (2010). The Management of Diabetic Ketoacidosis in Adult. Joints British Diabetes Societier Inpatient Care Group.
Setiadi. (2007). Konsep &Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sihombing, Dora. (2012). Gambaran Perawatan Kaki dan Sensasi Sensorik Kaki Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Poliklinik DM RSUD. Bandung: FIK Unpad.
Siswati, Sri. (2016). Efektifitas Perawatan Luka menggunakan Madu Dengan Lomatulle Terhadap Proses Penyembuhan Luka Diabetik. Medan: Keperawatan Poltekkes Medan. Vol.11, No.1: 61-68.
Situmorang, L. L. (2009). Efektivitas Madu terhadap Penyembuhan Luka Gangren Diabetes Melitus di RSUP H. Adam Malik Medan. Skripsi. Sumatra: PSIK FK, Univesitas Sumatra Utara.
Subekti, Imam. (2009). Neuripati Diabetik, dalam Sudoyo, Aru. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed.V Jilid III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Sudoyo, A. W., et al. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi 4. Jakarta: FK Universitas Indonesia.
Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA.
Sukardji. (2009). Pelaksanaan Diabetes Terpadu. Jakarta: FKUI.
Supriyatin, Saryono, dan Latifah, L. 2007. Efektivitas Penggunaan Kompres Metronidazol dan NaCl 0.9% terhadap Proses Penyembuhan Luka Diabetik di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto. The Soedirman Journal of Nursing. Vol.2, No.1: 11-16.
Suranto, Adji. 2007.Terapi Madu. Jakarta: Penebar Swadaya.
The National Honey Board. (2004). Honey-Health and Therapeutic Qualities. Longmont. http://www.nhb.org. (diakses 31 Desember 2016).
Tjokoprawiro, Askandar. (2006). Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes Mellitus. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo. (2006). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
Waspadji, S. (2006). Komplikasi Kronik Diabetes: Mekanisme Terjadinya Diagnosis dan Strategi Pengelolaan, dalam Sudoyo, Aru. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V Jilid III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Yapuca et al. (2007). Effectiveness of a Honey dressing for Healing Pressure Ulcer. Volume 34. Journal of Wound, Ostomy, and Continence Nursing (WOCN).