Jurnal Insan Cendekia
https://digilib.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jic
<p style="text-align: justify;"><strong>The Journal of Insan Cendekia (JIC)</strong> is (<em>p-ISSN: <a href="https://issn.lipi.go.id/terbit?search=2443-0854" target="_blank" rel="noopener">2443-0854</a>, e-ISSN: <a href="https://issn.lipi.go.id/terbit?search=2443-0854" target="_blank" rel="noopener">2579-8812</a></em>) is <strong>scientific, peer-reviewed and open access journa</strong>l managed and published by <strong>Institut Teknologi Sains dan Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang</strong> <strong>on March and September</strong>. <strong>The Journal of Insan Cendekia (JIC)</strong> publishes original research and/or literature reviews in the health sector. Nursing, midwifery, public health, health analytics, health management, health information, and health administration are all included in the scope of the health sector. Therefore, all published articles will have a unique <strong>Digital Object Identifier</strong> (DOI) number. <strong>Jurnal Insan Cendekia (JIC)</strong><strong> </strong>provides immediate open access to its content on the principle that making research freely available to the public supports a greater global exchange of knowledge. <strong>The Journal of Insan Cendekia (JIC)</strong> is an open access journal and peer-reviewed that publishes either original article or reviews.</p> <div class="col-9 journal_details" style="float: left; margin-right: 10px; margin-top: 1px; border: 1px dashed #c7500b; padding: 1px;"> <p><strong>ISSN:</strong> <a href="https://issn.lipi.go.id/terbit?search=2443-0854" target="_blank" rel="noopener">2443-0854</a></p> <p><strong>E-ISSN:</strong> <a href="https://issn.lipi.go.id/terbit?search=2443-0854" target="_blank" rel="noopener">2579-8812</a></p> <p><strong>Distribution :</strong> Open Access</p> <p><strong>Frequency:</strong> Published on March and September</p> <p><strong>Published by:</strong> ITSKES Insan Cendekia Medika Jombang</p> </div>STIKES Insan Cendekia Medika Jombangen-USJurnal Insan Cendekia2443-0854<p><a href="http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/" rel="license"><img style="border-width: 0;" src="https://i.creativecommons.org/l/by-nc-sa/4.0/88x31.png" alt="Lisensi Creative Commons"></a><br><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Karya ini dilisensikan di bawah </span></span><a href="http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/" rel="license"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Lisensi Internasional Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0</span></span></a><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> .</span></span></p>FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGJAMBU KABUPATEN PURBALINGGA
https://digilib.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jic/article/view/1378
<p><strong>Pendahuluan: </strong>Anemia pada kehamilan merupakan masalah kesehatan utama di negara berkembang dengan tingkat kesakitan yang tinggi pada ibu hamil. Kejadian anemia pada kehamilan merupakan kondisi ibu hamil dengan kadar hemoglobin (Hb) < 11 g/dL pada trimester I dan III, sedangkan pada trimester II kadar Hb < 10,5 g/dL. <strong>Tujuan: </strong> Penelitian ini bertujuan Mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil. <strong>Metode: </strong>Jenis Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian analitik dengan desain <em>cross sectional.</em> Analisis penelitian ini dilakukan dengan uji <em>korelasi spearman</em>. <strong>Hasil: </strong>Sebagian besar responden berumur 20-35 tahun sebanyak 75 responden (68.2%), memiliki pendidikan rendah sebanyak 70 responden (68.2), bekerja sebanyak 59 responden (53.6), memiliki riwayat paritas multipara (2-4 anak) sebanyak 64 responden (58.2%), pendapatan rendah sebanyak 56 responden (50.9%), dan 54 responden (49.1%) memiliki pendapatan tinggi<strong>, </strong>kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet tambah darah sebanyak 71 responden (64.5), kebiasaan yang jarang dalam mengkonsumsi teh sebanyak 67 responden (68.2), tidak anemia sebanyak 74 responden (67.3%), dan 36 responden (32.7%) anemia. <strong>Kesimpulan: </strong>terdapat faktor hubungan antara usia, pendidikan, kepatuhan mengkonsumsi tablet tambah darah, status gizi dan kebiasaan minim teh dengan kejadian anemia dan tidak ada faktor hubungan pekerjaan, paritas, pendapatan ibu hamil dengan kejadian anemia.</p>Tri WahyuningsihPurwati PurwatiSawitri DewiAlfi Noviyana
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-10-112024-10-111129210510.35874/jic.v11i2.1378PENGARUH ANEMIA TERHADAP KEJADIAN PREEKLAMSIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD PANTI NUGROHO PURBALINGGA
https://digilib.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jic/article/view/1379
<p><strong> </strong></p> <p><strong>Pendahuluan: </strong>Preeklampsia merupakan gangguan tekanan darah saat hamil yang meningkatkan kematian dan komplikasi pada ibu hamil di seluruh dunia. Kejadian preeklamsia dapat disebabkan karena defisiensi gizi. Hal ini menyebabkan defisiensi nutrisi seperti zat besi yang dapat menyebabkan terjadinya anemia dalam kehamilan. Kejadian kematian Ibu di RSUD Panti Nugroho Purbalingga tahun 2021 juga cukup tinggi yaitu sebanyak 9 kasus kematian terjadi, dari 9 kasus tersebut 7 kasus karena <em>Covid 19 </em>sementara preeklamsia/ eklamsia ada 2 kasus. Tahun 2022 terdapat 1 kasus dan tahun 2023 terdapat 2 kasus.. <strong>Tujuan: </strong>Mengetahui pengaruh anemia ibu hamil terhadap kejadian preeklamsia pada ibu bersalin di RSUD Panti Nugroho Kabupaten Purbalingga. <strong>Metode: </strong>Penelitian ini menggunakan desain <em>case control</em><em>. </em>Sampel dalam penelitian ini sebanyak 204 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan <em>simple random </em><em>sampling </em>dengan Teknik <em>total sampling.</em> Instrumen dalam penelitian menggunakan lembar cheklist. Analisis data menggunakan <em>chi-square.</em> <strong>Hasil: </strong>Kejadian anemia pada kelompok kasus (preeklamsia) dan kelompok kontrol ( tidak preeklamsia) di RSUD Panti Nugroho Purbalingga menunjukkan responden yang mengalami anemia pada kelompok kasus (<em>preeklamsia</em>) sebesar 55,9% dan responden tidak mengalami anemia pada kelompok kasus (<em>preeklamsia</em>) sebesar 44,1%. Responden yang mengalami anemia pada kelompok kontrol (tidak <em>preeklamsia</em>) sebesar 27,5% dan responden tidak mengalami anemia pada kelompok kontrol (tidak <em>preeklamsia</em>) sebesar 72,5%. <strong>Kesimpulan: </strong>Anemia ibu hamil meningkatkan risiko sebesar 3,348 terhadap kejadian preeklamsia pada ibu bersalin di RSUD Panti Nugroho Kabupaten Purbalingga, maka ibu hamil diharapkan untuk tetap menjaga pola makan dan asupan nutrisi agar dapat meningkatkan kadar Hb dan mengurangi risiko anemia selama hamil.</p>Dewi Nur FaridaDewi Ambarwati
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-10-112024-10-1111210612010.35874/jic.v11i2.1379DESKRIPTIF PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) PADA STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGANYAR
https://digilib.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jic/article/view/1380
<p><strong>Pendahuluan: </strong>Status gizi merupakan ukuran keberhasilan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada anak yang ditunjukkan melalui capaian berat badan terhadap tinggi badan. Wasting dapat diartikan sebagai gizi kurang berdasarkan berat badan menurut tinggi badan. Balita dapat dikatakan gizi kurang apabila indeks berat badan menurut tinggi badan kurang dari -2 SD hingga -3 SD. Wasting juga dapat didefinisikan sebagai rendahnya berat badan terhadap tinggi badan. Wasting biasanya terjadi andem seseorang anak tidak memiliki makanan dengan kualitas dan kuantitas yang memadai dan/atau mereka yang sering menderita penyakit yang berkepanjangan. <strong>Tujuan: </strong>Penelitian ini bertujuan Mengetahui deskriptif Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada status gizi balita usia 6-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Karanganyar <strong>Metode </strong>Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dirancang menggunakan metode pengumpulan data secara retrospektif Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pemberian Makan Tambahan, Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 127 balita, Instrumen atau alat dan bahan pada penelitian ini adalah lembar observasi dan timbangan digital <strong>Hasil: </strong>Mayoritas status gizi balita sebelum mendapatkan PMT adalah gizi baik sebanyak 74 balita (58.3%), Mayoritas status gizi balita setelah mendapatkan PMT adalah gizi baik sebanyak 80 balita (63.0%). <strong>Kesimpulan: </strong>mayoritas balita sebelum dan sesudah mendapatkan PMT memiliki status gizi baik sebanyak 74 balita (58.3%), dan terdapat 6 (4.7%) balita yang sebelum mendapatkan PMT memiliki status gizi kurang kemudian setelah mendapatkan PMT memiliki gizi baik.</p>Neny UsmaenahAtika Nur Azizah
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-10-112024-10-1111212112910.35874/jic.v11i2.1380PERBANDINGAN EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT JERUK SIAM (CITRUS NOBILIS) DENGAN EKSTRAK KULIT JERUK PURUT (CITRUS HYSTRIX) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR MICROSPORUM CANIS
https://digilib.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jic/article/view/1381
<p><strong>Pendahuluan:</strong> Ekstrak kulit jeruk siam (<em>Citrus nobilis</em>) dan ekstrak kulit jeruk purut (<em>Citrus hystrix</em>) mengandung beberapa senyawa metabolit seperti tanin, flavonoid dan saponin yang dapat menghambat pertumbuhan jamur. <strong>Tujuan:</strong> Untuk menguji ekstrak kulit jeruk siam (<em>Citrus nobilis</em>) dan ekstrak kulit jeruk purut (<em>Citrus hystrix</em>), serta serta untuk memperoleh konsentrasi ekstraksi terbaik sebagai senyawa penghambat pertumbuhan <em>Microsporum canis</em>. <strong>Metode:</strong> Studi eksperimental di laboratorium dengan desain acak lengkap, berbagai tingkat konsentrasi ekstrak (40%, 60%, 80%, 100%) digunakan sebagai variabel perlakuan yang dibandingkan dengan kontrol positif, ketoconazole 2%, dan kontrol negatif, air suling, dengan dilakukan dalam tiga ulangan. Metode yang digunakan adalah uji difusi cakram dengan pengamatan zona inhibisi yang terbentuk untuk evaluasi efeknya. <strong>Hasil:</strong> Hasil studi ini menunjukkan bahwa pertumbuhan jamur <em>Microsporum canis</em> menghasilkan zona hambat tertinggi pada ekstrak kulit jeruk siam dengan konsentrasi 100%, rata-rata diameter zona hambat 11 mm, sementara yang terendah pada konsentrasi 40%, rata-rata diameter zona hambat 1 mm. Dan untuk ekstrak kulit jeruk purut menunjukkan zona hambat tertinggi pada konsentrasi 100% dengan rata-rata diameter zona hambat 19 mm, yang terendah pada konsentrasi 40% yang memilki rata-rata diameter zona hambat 14 mm. Dan dari uji yang telah dilakukan yaitu uji <em>Tukey </em>bahwa setiap konsentrasi memiliki perbedaan yang signifikan (nyata). <strong>Kesimpulan: </strong>Dari kedua ekstrak yaitu ekstrak kulit jeruk siam dan purut pada konsentrasi 100% lebih mampu menghambat pertumbuhan jamur <em>Microsporum canis</em>. Dan ekstrask kulit purut lebih efektif dibandingkan dengan ekstrak kulit jeruk siam.</p>Nur Lailatul HanifaAinun NajibAni Qomariyah
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-10-112024-10-1111213014410.35874/jic.v11i2.1381EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT JERUK SIAM (CITRUS NOBILIS) DAN EKSTRAK KULIT JERUK PURUT (CITRUS HYSTRIX) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS
https://digilib.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jic/article/view/1382
<p><strong>Pendahuluan:</strong> Ekstrak kulit jeruk siam <em>(Citrus nobilis) </em>dan Ekstrak kulit jeruk siam <em>(Citrus hystris) </em>mengandung beberapa senyawa fitokimia seperti tannin, flavonoid, dan saponin memiliki kemampuan untuk menghambat perkembangan bakteri. <strong>Tujuan:</strong> Studi ini bertujuan menguji ekstrak kulit jeruk siam <em>(Citrus nobilis) </em>dan ekstrak kulit jeruk purut <em>(Citrus hystrix) </em>yang paling bagus menghambat pertumbuhan <em>Staphylococus aureus</em>. <strong>Metode:</strong> Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen laboratorium yang menggunakan desain acak lengkap. Berbagai konsentrasi ekstrak sebesar 40%, 60%, 80%, dan 100% digunakan sebagai perlakuan, dibandingkan dengan kontrol positif yang menggunakan chloramphenicol, serta kontrol negatif menggunakan aquades dengan 6 perlakuan. Metode yang digunakan adalah metode difusi cakram dengan melihat zona hambat yang terbentuk. <strong>Hasil:</strong> Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pertumbuhan bakteri Staphylococus aureus menghasilkan zona hambat tertinggi pada ekstrak kulit jeruk siam dengan konsentrasi 100% yang memiliki rata rata diameter zona hambat sebesar 8 mm, sementara yang terendah pada konsentrasi 40% dengan rata rata diameter zona hambat sebesar 4 mm. Dan untuk ekstrak kulit jeruk purut menunjukan zona hambat tertinggi pada konsentrasi 100% dengan rata rata diameter zona hambat sebesar 16 mm, sedangkan yang terendah pada konsentrasi 40% yang memiliki rata rata diamter zona hambat sebesar 14 mm. Dan uji yang telah dilakukan yaitu uji <em>Duncan </em>bahwa setiap konsentrasi berbeda secara signifikan (nyata). <strong>Kesimpulan: </strong>Kesimpulan dari kedua ekstrak yaitu ekstrak kulit jeruk siam dan purut pada konsentrasi 100% lebih mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococus aureus. Ekstrak kulit jeruk purut lebih efektif dibandingkan dengan ekstrak kulit jeruk siam</p>Brunika MegaAinun NajibMamluatul Faizah
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-10-112024-10-1111214516210.35874/jic.v11i2.1382BIJI KACANG MERAH SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF PERTUMBUHAN JAMUR CANDIDA ALBICAN
https://digilib.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jic/article/view/1408
<p>Pendahuluan: media adalah lingkungan buatan untuk menyediakan keseimbangan camburan nutrient dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroorganisme, mikroorganisme tersebut adalah jamur Candida albicans. Media digunakan untuk pertumbuhan jamur Candida albicans adalah SDA, tetapi media tersebut hanya didapatkan ditempat tertentu dan harga mahal, masalah tersebut perlu adanya media alternatif mudah didapatkan dengan harga murah. Kandungan gizi kacang merah terdiri protein 22,3 gr, karbohidrat 61,2 gr, lemak 1,5 gr, vitamin B1 0,5 mg, fosfor 410 mg, zat besi 5,8 mg. Tujuan : penelitian mengetahui biji kacang merah dapat digunakan sebagai media alternatif pertumbuhan jamur Candida albicans. Metode : eksperimental laboratory, dilakukan di laboratorium mikobiologi program studi D-III Teknologi Laboratorium Medis ITSKes ICMe jombang. Penelitian dengan pembuatan media kemudian di inokulasi dengan jamur Candida albicans menggunakan metode gores. Pertumbuhan jamur Candida albicans dilihat secara makroskopis dan mikroskopis, kemudian dikelompokkan katagori positif atau negatif. Hasil : positif media biji kacang merah dapat menumbuhkan jamur Candida albicans, karena kacang merah memiliki kandungan protein dan karbohidrat, merupakan nutrisi utama dalam pertumbuhan jamur Candida albicans, pengamatan makroskopis media biji kacang merah didapatkan koloni berwarna putih kekuningan, berbau ragi, permukaan halus licin, tepian rata. Pengamatan mikroskopis ditemukan hasil jamur Candida albicans berbentuk bulat, lonjong, berukuran kecil, berdinding tipis, sel seperti ragi, dan terdapat pseudohifa. Kesimpulan : penelitian ini, media dari bahan kacang merah dapat digunakan sebagai media alternatif pertumbuhan jamur Candida albicans.</p>Nadilla KiftiyaniAnthofani FarhanNining Mustika Ningrum
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-10-112024-10-1111216317010.35874/jic.v11i2.1408UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN BELUNTAS (PLUCHEA INDICA LESS) TERHADAP BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS
https://digilib.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jic/article/view/1404
<p><strong>Pendahuluan:</strong> Salah satu penyebab infeksi kulit adalah gangguan mikroorganisme patogen, termasuk bakteri <em>Staphylococcus aureus</em>. Bakteri ini dapat menjadi salah satu faktor utama terjadinya infeksi kulit. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional dalam pengobatan infeksi bakteri dapat menyebabkan resistensi sehingga diperlukan pilihan pengobatan lain. <strong>Tujuan:</strong> Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah ekstrak daun beluntas (<em>Pluchea indica Less</em>) memiliki kemampuan untuk menghambat perkembangan bakteri <em>Staphylococcus aureus</em>. <strong> Metode:</strong> Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan analitik eksperimen. Rancangan penelitian posttest only desain diterapkan dalam penelitian ini, yang melibatkan perbandingan antara 2 kelompok: kelompok kontrol tanpa intervensi dan kelompok eksperimen yang menerima intervensi, Populasi yang digunakan adalah satu cawan petri isolat bakteri <em>Staphylococcus aureus </em>yang diperoleh dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLK) Surabaya. Teknik sampling yang digunakan adalah <em>purposive sampling</em>. Sampel pada penelitian ini adalah suspensi koloni bakteri <em>Staphylococcus aureus</em>. Metode ekstraksi yang digunakan adalah ekstrasi maserasi. Uji antibakteri metode difusi cakram. <strong>Hasil: </strong>Hasil perolehan rata rata diameter zona hambat dengan ekstrak daun beluntas (<em>Pluchea Indica Less</em>) pada konsentrasi 100% sebesar 31 mm. Kontrol negatif dengan <em>aquades</em> menunjukkan tidak adanya zona hambat. <strong>Kesimpulan:</strong> Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa daun beluntas sangat efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri <em>Staphylococcus aureus</em>. Penelitian selanjutnya disarankan melakukan uji efektivitas antibakteri daun beluntas dengan metode ekstraksi perasan, menggunakan kontrol positif.</p>Salsabella RetnoAwaluddin SusantoEvi Rosita
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-10-112024-10-1111217117810.35874/jic.v11i2.1404PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN STUNTING PADA BALITA
https://digilib.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jic/article/view/1406
<p>Orangtua terutama ibu, mempunyai peranan penting dalam pemberian nutrisi pada balita. Kurangnya informasi dan kesadaran tentang gizi yang baik dan penting dalam pertumbuhan balita, dapat menyebabkan praktik makan yang tidak sehat dan tidak memadai. Kondisi inilah yang bisa mengakibatkan terjadinya <em>stunting</em> pada Balita. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perilaku ibu dalam pencegahan <em>stunting</em> pada Balita.</p> <p>Desain penelitian menggunakan <em>Pra Experiment </em>(<em>Pre and Post test design</em>) . Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai anak Balita di Desa Sumberporong. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik <em>simple </em><em>random sampling. </em>Sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 ibu yang mempunyai Balita. Pengolahan data <em>editing, coding, scoring, tabulating</em>. Analisa data yang digunakan adalah analisa <em>univariat</em> dan <em>bivariat</em> dengan uji statistik uji <em>Wilcoxon sign rank test </em>dengan <em>alpha </em>(0,05)</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa sebagian besar perilaku ibu sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan adalah kurang sebanyak 21 orang (52.5%), sebagian besar perilaku ibu setelah diberikan Pendidikan Kesehatan adalah baik sebanyak 23 orang (57.5%).Hasil uji statistik dengan menggunakan uji <em>Rank Spearman</em> didapatkan nilai p = 0,000, jika α = 0,05 maka p < α yang artinya H<sub>1</sub> diterima.</p> <p>Kesimpulannya ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pencegahan <em>stunting </em>pada Balita.</p>Hindyah Ike Suhariati
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-10-112024-10-1111217918510.35874/jic.v11i2.1406ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (CD) PADA PETANI DI DESA KEDUNGREJO KECAMATAN MEGALUH JOMBANG BERDASARKAN MASA KERJA
https://digilib.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jic/article/view/1405
<p><strong><em>Introduction:</em></strong> <em>Agriculture is the main source of livelihood for the people in Kedungrejo Village. Cadmium (Cd) are metals that have a high level of toxicity even in small concentrations. The research site is in the rice fields of Kedungrejo Village, Megaluh District, Jombang Regency with a research time of 2 month. <strong>Method :</strong>The type of research used is experimental test. The number of samples used is 15 farmers. <strong>Objective:</strong></em> <em>The purpose of study was to determine the levels of cadmium (Cd) and the relationship between cadmium in urine and the working period of farmers. This study used the Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) method. <strong>Results:</strong></em> <em>The results of this study indicate that the levels of cadmium (Cd) in the urine of farmers are still below the threshold. The correlations test used is the Spearman correlation, the coefficient value between cadmium metal (Cd) and working period is 0.884 with a sig value. 0.000, <strong>Conclusion:</strong></em> <em>so that it can be stated that there is a very strong relationship between cadmium (Cd) heavy metals in farmers urine based on working period.</em></p> <p> </p>Galuh Ratmana HanumSalza Dilla Yoessie WahyudhiMetatia Intan Mauliana
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-10-112024-10-1111218619210.35874/jic.v11i2.1405PENERAPAN KOMPRES HANGAT BAWANG MERAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN TYPHOID DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HIPERTERMIA
https://digilib.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jic/article/view/1273
<p><strong>Pendahuluan: </strong>Typhoid merupakan infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri salmonella typhi yan masuk melalui makanan, minuman yang terkontaminasi serta tinja dan urin orang yang terinfeksi. Demam typhoid dapat menyerang siapa saja terutama pada anak-anak. Gejala umum padaa typhoid biasanya yaitu demam pada sore dan malam hari, rasa tidak enak diperut, mual dan muntah. Masalah keperawatan yang timbul pada demam typhoid salah satunya adalah hipertemia. Penanganan yang dapat dilakukan dirumah ataupun di Puskesmas Gitik dalam menangasi masalah keperawatan hipertermia salah satunya yaitu dengan kompres hangat bawang merah. Kompres hangat bawang merah merupakan kombinasi adalah salah satu terapeutik yang dapat diberikan kepada anak yang mengalami hipertermia. <strong>Tujuan: </strong> Tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini untuk melaksanakan penerapan intervensi keperawatan penerapan kompres hangat bawang merah pada asuhan keperawatan klien anak typhoid dengan masalah keperawatan hipertermia di Puskesmas Gitik. <strong>Metode: </strong>Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, uji keabsahan penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Partisipan dipilih dengan rentang usia 1-12 tahun dengan penyakit demam typhoid dengan diagnosis keperawatan hipertermia yang di rawat inap di Puskesmas Gitik. <strong>Hasil: </strong>Hasil pengkajian di dapatkan klien 1 dan klien 2 mengalami hipertermia. Klien 1 sebelum dilakukan kompres hangat bawang merah suhu 37.6<sup>o</sup>C setelah dilakukan tindakan kompres hangat bawang merah selama 15 menit didapatkan adanya penurun suhu 37<sup>o</sup>C sedangkan pada klien 2 sebelum dilakukan kompres hangat bawang merah suhu 37.8<sup>o</sup>C setelah kompres bawang merah 37.3<sup>o</sup>C. <strong>Kesimpulan: </strong>Kesimpulan terdapat penurunan setelah diberikan kompres hangat bawang merah antara klien 1 dan klien 2.</p>Sholihin SholihinKoyimah KoyimahAnang Satrianto
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-10-112024-10-1111219320010.35874/jic.v11i1.1273