Sikap masyarakat tentang penyakit dan kepatuhan diet pra-lansia artritis gout
Abstract
Artritis gout merupakan jenis radang sendi autoinflamasi yang banyak ditemukan dimasyarakat. Mereka membutuhkan tata laksana diet rendah purin sebagai salah satu tata laksana dalam mengontrol kondisi hiperurisemia. Kepatuhan dalam program diet rendah purin tersebut dipengaruhi oleh faktor intrapersonal penderitanya, salah satunya adalah sikap masyarakat. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara sikap masyarakat tentang penyakit artritis gout dan kepatuhan diet pra-lansia dengan artritis gout di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Penelitian kuantitatif observasional analitik ini dilaksanakan dengan pendekatan cross-sectional, yang terapkan kepada 68 orang penderita artritis gout yang berusia 46-50 tahun di Kabupaten Lamongan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner tertutup, dan selanjutnya dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas penderita artritis gout memiliki sikap yang negatif terhadap penyakit yang dideritanya (73,3%) dan Patuh terhadap diet rendah purin (52,3%). Hasil analisis Chi-square dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap masyarakat tentang penyakit artritis gout dan kepatuhan diet pra-lansia dengan artritis gout. Penderita arthritis gout yang memiliki sikap negatif terhadap penyakit artritis gout akan 148 kali lebih berpeluang tidak patuh terhadap diet rendah purin yang diberikan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sikap masyarakat yang baik akan dapat meningkatkan kepatuhan diet rendah purin pada penderita artritis gout. Temuan ini dapat diterapkan sebagai dasar praktik keperawatan klinik dalam meningkatkan sikap masyarakat yang merupakan salah satu faktor yang mengatasi ketidakepatuhan terhadap terapi penderita artritis gout, baik di rumah sakit ataupun komunitas.References
Aliviyanti, R. U. Y. (2014). Kepatuhan pasien: Faktor penting dalam keberhasilan terapi. Retrieved February 13, 2022, from https://uad.ac.id/id/kepatuhan-pasien-faktor-penting-dalam-keberhasilan-terapi/
Aupia, A. (2021). The effect of health education on the knowledge and adherence of diet for gout arthritis patients. Media Keperawatan Indonesia, 4(2), 120–126. https://doi.org/10.26714/mki.4.2.2021.120-126
Dai, A., Mulyono, S., & Khasanah, U. (2020). Analisis faktor yang berhubungan dengan kepatuhan diet gout artrithis pada lansia. Journal of Islamic Nursing, 5(1), 1. https://doi.org/10.24252/join.v5i1.14042
Damayanti, D. (2013). Panduan lengkap mencegah dan mengurangi asam urat. Yogyakarta: Araska.
Dharma, K. (2011). Metodologi penelitian keperawatan: Panduan melaksanakan dan menerapkan hasil penelitian. Jakarta: Trans InfoMedia.
Febriyanti, T., Nubadriyah, W. D., & Dewi, N. L. D. A. S. (2020). Hubungan Kemampuan Diet Rendah Purin Dengan Kadar Asam Urat. Jurnal Ners LENTERA, 8(1), 72–79.
Hurlock, E. B. (2011). Psikologi perkembangan: Sebuah pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Indrawan, I. B., Kambayana, G., & Putra, T. R. (2017). Hubungan konsumsi purin tinggi dengan hiperurisemia: Suatu penelitian potong lintang pada penduduk suku bali di Kota Denpasar. Jurnal Penyakit Dalam Udayana, 1(1), 38–44. https://doi.org/10.36216/jpd.v1i2.20
Kemenkes RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kurniasari, M. D., Karwur, F. F., Rayanti, R. E., Dharmana, E., Rias, Y. A., Chou, K. R., & Tsai, H. T. (2021). Second-hand smoke and its synergistic effect with a body-mass index of >24.9 kg/m2 increase the risk of gout arthritis in Indonesia. International Journal of Environmental Research and Public Health, 18(8), 1–15. https://doi.org/10.3390/ijerph18084324
Kurniawati, E., Kaawoan, A., & Onibala, F. (2014). Pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap klien gout arthritis di Puskesmas Tahuna Timur Kabupaten Sangihe. Jurnal Keperawatan (J-Kp), 2(2), 1–8.
Maryati, H., Syabrullah, A., & Affandi, M. I. A. (2015). Pengaruh konsumsi jus buah sirsak terhadap penurunan kadar asam urat dalam darah pada penderita gout artritis pria usia 46-50 tahun. Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan, 101–107.
Mubarak, W. I., & Chayatin, N. (2009). Ilmu kesehatan masyarakat: Teori dan aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmojo. (2012). Promosi kesehatan dan perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Rondonuwu, R., Isworo, & Sineke, J. (2018). Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan mengkonsumsi diet rendah purin pada penderita gout artrithis di Desa Sea Satu Kecamatan Pineleng. PROSIDING Seminar Nasional Tahun 2018, 1(3), 688–694. Retrieved from https://ejurnal.poltekkes-manado.ac.id/index.php/prosiding2018/article/view/486
Saifudin, A. (2017). Sikap manusia. Yogyakarta: Gajah Mada Press.
Sarafino, E. P., & Smith, T. W. (2012). Health psychology: Biopsychosocial interactions (7th ed.). New York: John Wiley & Sons, Inc.
Setiabudi, H. (2012). Deteksi dini pencegahan dan pengobatan asam urat. Yogyakarta: Media Pressindo.
Sobur, A. (2010). Pengantar psikologi umum. Bandung: Alfabeta.
Songgigilan, A. M. ., Rumengan, I., & Kundre, R. (2019). Hubungan pola makan dan tingkat pengetahuan dengan kadar asam urat dalam darah pada penderita gout artritis di Puskesmas Ranotana Weru. E-Journal Keperawatan (e-Kp), 7(1), 1–8. https://doi.org/10.35790/jkp.v7i1.24325
Copyright (c) 2022 Jurnal Keperawatan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.