https://digilib.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jip/issue/feedJurnal Keperawatan2024-07-04T02:58:15+07:00Fera Yulifera.yuli@gmail.comOpen Journal Systems<p><strong>Jurnal Keperawatan</strong> merupakan salah satu jurnal terbitan Institut Teknologi Sains dan Kesehatan Insan Cendekia Medika yang berisi artikel-artikel tentang ilmu keperawatan.</p> <p><img src="/ojs/public/site/images/fera_ziya/COVER_BARU_JURNAL_PERAWAT2.jpg"></p>https://digilib.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jip/article/view/1210Hubungan Self Efficacy dengan Kepuasan Kerja Perawat di Instalasi Rawat Inap2024-06-15T02:30:41+07:00Anisa Anisaanisaxmipa2@gmail.comTatiana Siregartatiana_siregar@upnvj.ac.id<p><em>Nurses with a high level of self-efficacy can encourage good work results so that nurse job satisfaction increases and has a positive effect on the quality of service in the hospital. The purpose of this study was to determine the relationship between self-efficacy and job satisfaction of nurses in providing nursing care in the inpatient room of Cilegon Hospital. The research design was quantitative with a cross-sectional approach and the number of samples in this study were 112 nurses in the inpatient rooms of Cilegon Hospital. The sampling technique used was purposive sampling. Data collection was carried out using two questionnaires modified by the researcher, namely the self-efficacy questionnaire and the job satisfaction questionnaire. The data analysis used was the Chi-Square test with a CI of 95%. Based on the results of the Chi-Square test, a p value of 0.000 was obtained, which means <0.05, so it was concluded that there was a significant relationship between self-efficacy and job satisfaction of nurses in providing nursing care in inpatient rooms at Cilegon Hospital.</em></p>2024-05-28T05:59:38+07:00##submission.copyrightStatement##https://digilib.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jip/article/view/1216Hubungan Komunikasi Efektif Perawat dengan Kepuasan Pasien di Ruang Medina Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik2024-07-04T02:58:15+07:00Atqin Masmumahervi.suminar@umg.ac.idErvi Suminarervi.suminar@umg.ac.idDiah Jerita Eka Sariervi.suminar@umg.ac.id<p>Komunikasi efektif merupakan aspek penting yang berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan khususnya saat perawat sedang melakukan timbang terima pasien. Kepuasan pasien merupakan salah satu tujuan dari peningkatan mutu layanan kesehatan yang nantinya akan berkaitan dengan perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkan dengan apa yang diharapkannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan komunikasi efektif dengan kepuasan pasien.</p> <p>Desain penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional dengan populasi sebanyak 147 pasien, dan jumlah sampel 107 pasien yaitu dengan menggunakan tekhnik accidental sampling. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisis dalam penelitian ini menggunakan uji Chi-Square (p< 0,05).</p> <p>Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari 67 Pasien yang mempersepsikan Komunikasi Efektif Perawat dengan kategori Efektif, hampir seluruhnya merasa puas dengan persentase 91% atau 61 Pasien. Uji Statistik menunjukkan bahwa p=0,003 lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.</p> <p>Kesimpulan : Ada Hubungan Komunikasi Efektif dengan Kepuasan Pasien di Ruang Medina Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik</p>2024-05-28T06:00:41+07:00##submission.copyrightStatement##https://digilib.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jip/article/view/1288Pengaruh Aromaterapi Lemon Diffuser Terhadap Post Operative Nausea and Vomiting (PONV) Pada Pasien Post Anestesi General Di RSUD Ngudi Waluyo2024-05-28T06:08:57+07:00Taufan Ariftaufanarif.polkesma@gmail.comLaily Evania Vashtitaufanarif.work@gmail.comMarsaid Marsaidmarsaidsaid411@gmail.comSulastyawati Sulastyawatisulastya78mustafa@gmail.com<p><a name="_Toc140078762"></a><em>Post Operative Nausea and Vomiting</em> adalah salah satu kondisi yang sering dikeluhkan oleh pasien setelah operasi sebanyak 61-79%. Salah satu alternatif dalam menurunkan PONV dapat menggunakan cara nonfarmakologis yaitu aromaterapi. Aromaterapi sendiri merupakan salah satu pengobatan alternatif yang menggunakan bahan cairan tanaman yang mudah menguap. Aromaterapi lemon adalah minyak essensial dari kulit buah lemon yang mengandung senyawa kimia dari limeone sebab system kerjanya dapat memperlambat kerja prostaglandin sesudah diberikan. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh aromaterapi lemon diffuser pada pasien general anestesi. Metode penelitian ini menggunakan desain <em>quasy eksperiment</em> dengan <em>purpose sampling</em>. Banyak sampel sejumlah 36 orang. Penelitian ini menggunakan uji <em>Wilcoxon</em> dan <em>Man-Whitney</em>. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei - Juli 2023 di ruang Bima RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. Hasil penelitian pada kelompok perlakuan yang diberi intervensi aromaterapi lemon diffuser menunjukkan perubahan dari yang awalnya pasien mengalami mual sedang sebanyak 16 pasien dan mual ringan sebanyak 2 pasien dengan p-value 0,000. Hasil penelitian pengaruh aromaterapi lemon diffuser terhadap PONV menunjukkan nilai p-value kurang dari 0,05. Ada pengaruh aromaterapi lemon diffuser terhadap <em>Post Operative Nausea and Vomiting</em> pada pasien post operasi dengan general anestesi. Pemberian aromaterapi lemon menyebabkan penghambat pengeluaran serotin sehingga serotin dalam darah tidak berkurang, jika serotin dalam darah tidak mengalami penurunan maka mual-muntah tidak akan meningkat.</p>2024-05-28T06:01:27+07:00##submission.copyrightStatement##https://digilib.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jip/article/view/1355Pengaruh Baby Massage terhadap Peningkatan Nafsu Makan dan Tidur Berkualitas pada Balita Usia 1-5 Tahun2024-05-28T06:09:48+07:00Henny Sulistyawatihenny2024@gmail.com<p>Baby Massage yang dilakukan pada balita banyak sekali manfaatnya, salah satunya bisa meningkatkan pertumbuhan. Baby massage yang dilakukan pada balita bisa membantu lebih rileks, sehingga menurunkan stress dan tekanan yang menunjang produksi imun tubuh lebih baik. Hal ini terjadi ketika balita dipijat akan merasakan rileks dan mudah untuk tidur, selain itu baby massage meningkatkan kerja system pencernaan sehingga dapat menngkatkan nafsu makan. Baby massage bisa meningkatkan hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi. Sehingga ketika ibu ingin meningkatkan sentuhan fisik seperti belaian, pelukan dan pijatan lembut serta menambah erat ikatan kasih sayang antara ibu dan balita, ibu harus mengetahui dan memahami tenik pijat bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh baby massage terhadap peingkatan nafsu makan dan tidur yang berkualitas pada balita usia 1-5 tahun. Metode penelitian digunakan analitik dengan desain <em>cross sectional</em>. Populasi penelitian adalah semua ibu yang mempunyai balita usia 1-5 tahun. Penelitian deilakukan dengan melakukan baby massage pada balita usia 1-5 tahun selama 3 bulan dan dilaksanakan secara berkesinambungan serta dilanjutkan secara mandiri oleh ibu dirumah, harapanya bisa meningkatkan nafsu makan, menambah berat bedan serta kualitas tidur. Hasil yang didapatkan setelah pemijatan pada balita selama 3 bulan menunjukkan, setlah dilakukan pemijatan nafsu makan meningkat 20% menjadi 75%, nafsu makan tetap 45% turun 25% dan nafsu makan menurun 35% menjadi 0%. Sedangkan lama waktu tidur setelah di lakukan baby massage pertambahan rata-rata lama waktu tidur pada balita 1-3 tahun sebesar 107 menit, sedangkan rata-rata waktu tidur balita 4-5 tahun sebesar 90 menit. Hal ini menunjukkan bahwa baby massage sangat berpengaruh untuk meningkatnkan nafsu makan dan kualitus tidur balita.</p>2024-05-28T06:02:04+07:00##submission.copyrightStatement##https://digilib.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jip/article/view/1354Self-Management dan Kualitas Hidup pada Pasien Diabetes Tipe 2: Studi Korelasional2024-05-28T06:10:38+07:00Maharani Tri Puspitasarimaharanitripus@gmail.comHarnanik Nawangsariharnanik.nawangsari@gmail.comLeo Yosdimyati Romliharnanik.nawangsari@gmail.comCarlene Natasya Putri Andiniharnanik.nawangsari@gmail.comMada Putrayanaharnanik.nawangsari@gmail.com<p><em>Self-management</em> memainkan peran krusial dalam meningkatkan hasil kesehatan bagi pasien diabetes, namun dampaknya terhadap kualitas hidup belum sepenuhnya terungkap. Penelitian ini mengeksplorasi korelasi antara <em>self-management</em> dan kualitas hidup pada pasien diabetes mellitus tipe 2 melalui studi kuantitatif dengan pendekatan <em>cross sectional</em>. Sampel 35 pasien dipilih secara acak dan data dikumpulkan melalui wawancara serta kuesioner terstruktur. Analisis data menggunakan uji statistik spearman rank. Temuan menunjukkan hubungan signifikan antara <em>self-management</em> dan kualitas hidup. Pasien dengan <em>self-management</em> kurang cenderung memiliki kualitas hidup yang buruk (20,0%), sementara yang memiliki <em>self-management</em> cukup juga mengalami penurunan kualitas hidup (31,4%). Manajemen efektif diabetes dapat mengurangi risiko komplikasi dan meningkatkan kesejahteraan. Dalam konteks diabetes mellitus tipe 2, peningkatan <em>self-management</em> berhubungan langsung dengan peningkatan kualitas hidup. Pendidikan dan dukungan yang memadai penting untuk mengembangkan keterampilan <em>self-management</em>, sehingga perawat diharapkan dapat memberikan perhatian lebih pada pendidikan dan pelatihan <em>self-management</em> serta mempertimbangkan intervensi yang memperkuat <em>self-efficacy</em> pasien untuk hasil yang lebih positif.</p>2024-05-28T06:02:49+07:00##submission.copyrightStatement##https://digilib.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jip/article/view/1357Hubungan Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif dengan Pemberian MP-ASI Dini 0-6 Bulan di Puskesmas Kesongo Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro2024-05-28T06:11:02+07:00Harnanik Nawangsariharnanik.nawangsari@gmail.comErnita Yulianaharnanik.nawangsari@gmail.comFera Yuli Setiyaningsihfera.yuli@gmail.comAny Isro'ainiany_isroaini@yahoo.com<p>Pemberian MP-ASI terlalu dini pada usia kurang dari 6 bulan adalah tindakan yang menunjukkan bahwa ibu telah gagal memberikan ASI secara eksklusif, sehingga juga berdampak pada angka cakupan pemberian ASI eksklusif yang masih rendah. Penelitian ini betujuan untuk menganalisis hubungan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian MP-ASIdini 0-6 bulan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian analitik korelasional, populasinya adalah semua ibu yang mempunyai bayi berumur 0-6 bulan di Puskesmas Kesongo Kecamatan Kedung adem Kabupaten Bojonegoro Juni 2022 sebanyak 134 orang. Sampelnya 100 responden dipilih dengan tehnik<em> simple random sampling</em>. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner, serta dianalisis dengan uji korelasi <em>Spearman Rank </em>tingkat kemaknaan 0,05. Sebagian responden dengan pengetahuan cukup yaitu 50 responden (50%), sebagian besar responden tidak memberikan MP-ASI dini 0-6 bulan pada bayinyayaitu 67 responden (67%) dan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian MP-ASI dini 0-6 bulan (ρ 0,000; r 0,607). Semakin baik pengetahuan seseorang maka akan semakin tahu waktu yang tepat memberikan MP-ASI yaitudiatasusia 6 bulan sehingga secara langsung akan memberikan ASI ekslusif kepada bayinya. Ibu menyusui yang tidak dibekali pengetahuan yang cukup tentang ASI eksklusif, dapat menjadi penyebab diberikannya MP-ASI dini pada bayi.</p>2024-05-28T06:03:25+07:00##submission.copyrightStatement##https://digilib.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jip/article/view/1333Hubungan Pelaksanaan Oral Hygiene terhadap Kejadian Infeksi Rongga Mulut pada Pasien yang terpasang Ventilator di ICU Rumah Sakit Panti Rapih2024-05-28T06:11:38+07:00Widya Desi Pradanawidyadesi18@gmail.comArimbi Karunia Estriwidyadesi18@gmail.comTandean Arif Wibowowidyadesi18@gmail.com<p><em>Oral hygiene </em>merupakan perawatan mulut sehari-hari perlu untuk melindungi integritas selaput lendir, gigi, gusi dan bibir. Tindakan dengan membersihkan area mulut dilakukan setiap 4 jam dengan cairan chlorhexidine 0,2 % dan sikat gigi 2x sehari yaitu pagi dan sore. Terdapat perbedaan standar operasional pelaksanaan dan fakta yaitu ketika dilakukan obeservasi perawat melakukan <em>oral hygiene </em>tidak sesuai jadwal dan menunda pelaksanaan <em>oral hygiene</em>. Berdasarkan observasi perawat melakukan <em>oral hygiene </em>dengan cairan chlorheksidine 0,2% tidak sesuai jam yang ditentukan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pelaksanaan <em>oral hygiene </em>dengan kejadian infeksi rongga mulut pada pasien terpasang ventilator di ICU Rumah Sakit Panti Rapih. Jenis penelitian kuantitatif menggunakan rancangan Cross Sectional. Pengambilan data 14 Juni-14 Juli 2023 dengan <em>accidental sampling </em>sebanyak 31 responden. Menggunakan instrumen <em>cek list</em> dan <em>Beck Oral Assessment Scale</em> (BOAS). Hasil karakteristik pasien lebih dari separuh responden yang berjenis kelamin lakilaki 20 orang (64,5 %), responden terbanyak berusia lanjut usia (>60) sebanyak 23 orang (74 %), lebih dari separuh responden yang tidak merokok sebanyak 22 orang (71 %). Hampir seluruhnya pelaksanaan <em>Oral Hygiene</em> sudah dilakukan sesuai SOP sebanyak 26 pasien (87,1 %). Seluruh responden mengalami infeksi, infeksi ringan sebanyak 26 orang (83,9 %) dan infeksi sedang sebanyak 5 orang (16,1%). Setelah dilakukan uji fisher 0,112, karena <em>p </em><em>value</em> > 0,05 maka dapat disimpulkan H<sub>0 </sub>diterima artinya tidak ada hubungan pelaksanaan <em>oral hygiene </em>terhadap kejadian infeksi rongga mulut pada pasien terpasang ventilator di ICU Rumah Sakit Panti Rapih. Walaupun tidak ada hubungan pelaksanaan <em>oral hygiene</em> terhadap kejadian infeksi rongga mulut namun <em>oral hygiene</em> pada pasien terpasang ventilator harus tetap dilakukan untuk mencegah komplikasi. Penilaian dengan intrumen BOAS menunjukan hasil sebanyak 83,9 % mengalami infeksi ringan dan 16,1% mengalami infeksi sedang, sehingga BOAS dapat direkomendasikan untuk evaluasi kesehatan rongga mulut terutama pasien terpasang ventilator.</p>2024-05-28T06:04:18+07:00##submission.copyrightStatement##https://digilib.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jip/article/view/1320Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi Pada Masyarakat2024-05-28T06:12:05+07:00Agusri Agusriandalasri@gmail.comSri Andalaandalasri@gmail.comMasyudi Masyudiandalasri@gmail.comMaulinda Afdalinaandalasri@gmail.comYudi Akbarandalasri@gmail.com<p><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor riwayat keluarga dan gaya hidup yang mempengaruhi hipertensi pada masyarakat. </span><span style="vertical-align: inherit;">Desain penelitian yang digunakan adalah </span></span><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">deskriptif eksploratif</span></span></em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> . </span><span style="vertical-align: inherit;">Sampel yang diambil menggunakan teknik </span></span><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Accidental Sampling. </span></span></em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak memiliki riwayat keluarga sebanyak 128 orang (80,5%), dan memiliki gaya hidup sehat sebanyak 111 orang (69,8%). </span><span style="vertical-align: inherit;">Kesimpulannya, sebagian besar responden tidak memiliki riwayat keluarga hipertensi dan memiliki gaya hidup yang sehat.</span></span></p>2024-05-28T06:06:19+07:00##submission.copyrightStatement##https://digilib.itskesicme.ac.id/ojs/index.php/jip/article/view/1364Efektivitas Pemanfaatan Aplikasi Berbasis Telenursing pada Perawatan Pasien Penyakit Kronis2024-05-28T06:12:36+07:00ita Bagus Argentinaitabagus@gmail.com<p>Latar belakang: <em>Telenursing</em> merupakan salah satu jenis pelayanan keperawatan <em>homecare</em> sebagai dampak dari perkembangan teknologi kesehatan. <em>Telenursing</em> memberikan banyak manfaat pada pasien dengan penyakit kronik dengan perawatan <em>total care</em>. Di era saat ini, pemanfaatan teknologi dalam bidang kesehatan menjadi hal yang penting karena dapat mendukung pencapaian <em>outcome</em> kesehatan yang optimal. Metode: Penelitian ini menggunakan metode <em>literature review</em>. Pencarian literatur menggunakan panduan alur dari diagram prisma. Database online yang digunakan ada 2, yaitu <em>PubMed</em> dan <em>Google Scholar</em>. Artikel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari penelusuran mulai tahun 2019 hingga 2023. Jurnal-jurnal yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan mengikuti kerangka pelaporan pilihan untuk tinjauan sistematik dan analisis kerangka kerja untuk penilaian kritis setiap artikel. Hasil : Sebanyak 5 artikel digunakan dalam penelitian ini. Penggunaan <em>telenursing</em>, pasien dengan penyakit kronis dan dampak penggunaan <em>telenursing</em> terhadap kualitas perawatan pasien telah diidentifikasi dalam sejumlah studi penelitian. Dari 5 artikel yang sudah digunakan didapatkan hasil bahwa <em>telenursing</em> efektif digunakan bagi pasien dengan penyakit kronis. Kesimpulan: <em>Telenursing</em> telah banyak diaplikasikan dalam meberikan asuhan keperawatan baik secara preventif, kuratif maupun rehabilitatif. <em>Telenursing</em> dapat digunakan untuk membantu pelayanan monitoring, konsultasi, edukasi dan pengkajian secara jarak jauh. <em>Telenursing</em> juga efektif dalam peningkatan pelayanan keperawatan <em>homecare</em> pada pasien dengan perawatan <em>total care</em>.</p>2024-05-28T06:06:55+07:00##submission.copyrightStatement##