CD-ROM
Perbedaan Hasil Pemeriksaan Mikro Hematokrit Menggunakan EDTA 5% Dan 10%(Studi Pada Mahasiswa STIKes ICME Jombang DIII-Analis Kesehatan Kelas B Semester VI)
Perbedaan Hasil Pemeriksaan Mikro Hematokrit Menggunakan EDTA 5% Dan 10%(Studi Pada Mahasiswa STIKes ICME Jombang DIII-Analis Kesehatan Kelas B Semester VI)rnrnGagah Putra E*Sri Sayekti**Maharani***rnABSTRAKrnrnPemeriksaan hematokrit merupakan salah satu pemeriksaan untuk membantu diagnosa penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), anemia, polisetemia. Penetapan nilai hematokrit dilakukan dengan dua metode, yaitu metode makro dan mikro. Penetapan nilai mikro hematokrit dibutuhkan darah yang tidak membeku. Maka diperlukan antikoagulan, umumnya yang digunakan adalah EDTA. Sehingga, jumlah antikoagulan yang digunakan harus tepat dengan perbandingan volume darah yang diperlukan dalam penetapan nilai hematokrit, umumnya adalah 10% dalam 1ml darah. Penelitian Mahastiti dkk, (2015) diperoleh hasil ada perbedaan yang bermakna dalam pemeriksaan mikro hematokrit menggunakan EDTA 5% dan 10%. Namun penelitian Lestari, (2006) perbedaan konsentrasi EDTA antara 5% dan 10% tidak terdapat perbedaan yang bermakna dalam pemeriksaan mikro hematokrit. Tujuan peneliian ini adalah untuk mengetahui perbedaan mikro hematokrit menggunakan EDTA 5% dan 10%. Desain penelitian yang digunakan adalah Analitik observasional. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa STIKes ICME Jombang DIII-Analis Kesehatan Kelas B Semester VI berjumlah 34 mahasiswa. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan editing, coding, tabulating dan dianalisis menggunakan uji statistika Independent T-test (p
Tidak tersedia versi lain