CD-ROM
HUBUNGAN AKTIVITAS DENGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN NYERI SENDI PADA LANSIA DI PUSKESMAS BLULUK KABUPATEN LAMONGAN
HUBUNGAN AKTIVITAS DENGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN NYERI SENDI PADA LANSIA DI PUSKESMAS BLULUK KABUPATEN LAMONGANrnrnRusmi Nur Hidayatun*Darsini**Yunan Yusuf Habibi***rnrnABSTRAKrnNyeri merupakan masalah yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi alasan umum orang mencari perawatan kesehatan. Lebih dari setengah jumlah seluruh lansia mempunyai nyeri sendi. Faktor yang dapat meningkatkan nyeri sendi antara lain aktivitas, usia lebih dari 45 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas dengan frekuensi kekambuhan nyeri sendi di Puskesmas Bluluk Kabupaten Lamongan. Desain penelitian adalah analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah seluruh lansia yang menderita nyeri sendi di Puskesmas Bluluk Kabupaten Lamongan sebanyak 193 orang. Sampel yang diambil sebanyak 39 responden dengan menggunakan Accidental sampling. Variabel independen adalah aktivitas dan variabel dependen adalah frekuensi kekambuhan nyeri sendi. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan wawancara. Data dianalisis menggunakan Editing, Coding, Scoring, Tabulating dan uji spearman rank dengan tingkat signifikan ≤ 0,05 dengan SPSS 16. Hasil penelitian ini didapatkan 15 responden (38,5%) mengalami kekambuhan nyeri berat dan aktifitas berat, dan dari uji statistik didapatkan hasil signifikansi 0,001, dimana 0,001 lebih kecil dari 0,05 sehingga H1 diterima yang artinya ada hubungan antara aktivitas dengan frekuensi kekambuhan nyeri sendi pada lansia di Puskesmas Bluluk Kabupaten Lamongan. Dari hasil penelitian dapat disarankan bagi lansia yang aktivitas berat dan mengalami kekambuhan nyeri sendi berat disarankan untuk mengistirahatkan sendi dengan tidak melakukan aktivitas, mengatur aktivitasnya dan disesuaikan dengan kemampuan.rnKata Kunci : aktivitas, lansia, nyeri sendirn
Tidak tersedia versi lain