CD-ROM
HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGERWOJO KABUPATEN TULUNGAGUNG
Paritas 1 dan ≥ 4 lebih banyak berisiko terjadi kelahiran BBLR, karena terkait belum siapnya organ reproduksi ibu. Selain itu juga terkait dengan psikologis ibu yang masih belum stabil. Sedangkan pada paritas ≥ 4 menyebabkan kerusakan pada dinding pembuluh darah uterus, hal ini akan mempengaruhi nutrisi ke janin pada kehamilan selanjutnya, sehingga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan yang selanjutnya akan melahirkan bayi dengan BBLR. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan paritas dengan kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di wilayah kerja Puskesmas Pagerwojo Kabupaten Tulungagung.rnDesain penelitian ini adalah analitik retrospektif. Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang bersalin di wilayah kerja Puskesmas Pagerwojo bulan Januari-Mei 2014 sejumlah 158 orang. Sampel diambil dengan teknik sistemik random sampling sebanyak 16 orang. Variabel independen yaitu paritas dan variable dependen yaitu kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Data dikumpulkan dengan dokumen kohort Ibu, kemudian dilakukan editing, coding, scoring, tabulating dan diuji Spearman Rho serta disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.rnHasil penelitian menunjukkan paritas berisiko (1 dan ≥ 4) sebanyak 11 responden (68,75%), tidak berisiko sebanyak 5 responden (31,25%) dan tidak mengalami kejadian BBLR sebanyak 9 responden (56,25%) serta 6 responden (43,75%) mengalami kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Hasil uji Spearman Rho menunjukkan bahwa z= 0,015, α = 0,05, berarti z value < α (0,05), maka H1 diterima sehingga ada hubungan paritas dengan kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).rnKesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan paritas dengan kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).rnrnrnKata Kunci : Paritas, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)rn
Tidak tersedia versi lain